
Tegalwaru, 12 September 2024 – SMAN 1 Tegalwaru terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggelar In House Training (IHT) hari kedua. Kegiatan ini mengusung tema “Mempersiapkan Pembelajaran yang Bermutu di Era Kurikulum Merdeka dalam Menyongsong Generasi Emas”, yang menjadi salah satu upaya strategis sekolah dalam menyikapi perkembangan pendidikan di era modern. IHT dihadiri oleh para guru serta beberapa narasumber dari kalangan profesional pendidikan dan riset.
Kegiatan IHT hari ini dibuka oleh Bapak Dudi Kurniadi, M.Pd sebagai Master of Ceremony (MC), Bapak Dudi menekankan pentingnya kolaborasi dan semangat inovasi dalam kegiatan ini agar guru-guru SMAN 1 Tegalwaru dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala SMAN 1 Tegalwaru, Bapak Dr. Tantan Hadian, S.Pd, M.Pkim. Dalam pidato pembukaannya, beliau kembali menegaskan visi dan misi baru sekolah, yaitu “Menjadikan Insan Berakhlak Mulia, Kompetitif, dan Peduli Lingkungan”, sebagai landasan utama dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Selain itu, beliau juga mengingatkan kembali kepada seluruh warga sekolah tentang motto yang diusung oleh SMAN 1 Tegalwaru, yakni “The Inspiration School”, yang bertujuan menjadikan sekolah sebagai sumber inspirasi, baik bagi peserta didik maupun masyarakat luas. Bapak Tantan juga membahas mengenai inovasi-inovasi yang telah dan akan dilakukan oleh sekolah, salah satunya adalah program hidroponik yang diangkat dalam IHT hari sebelumnya. Program ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran berbasis lingkungan serta membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan hidup.
Selanjutnya, Ibu Hj. Ety Suketini, S.Pd, M.Pd, Pengawas Pembina SMAN 1 Tegalwaru, memulai sesinya dengan mengenalkan dan mengabsen para guru yang hadir agar lebih mengenal seluruh tenaga pendidik yang ada di SMAN 1 Tegalwaru. Beliau kemudian menyampaikan materi terkait “kebijakan dinas pendidikan mengenai implementasi Kurikulum Merdeka”.
Ibu Ety kemudian memaparkan pentingnya Kurikulum Merdeka sebagai kerangka baru dalam pendidikan Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa kurikulum ini dirancang untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dan guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Ibu Ety juga menyoroti keunggulan Kurikulum Merdeka, seperti fleksibilitas dalam penyusunan kurikulum, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), dan penilaian yang lebih menekankan pada proses, bukan hanya hasil akhir. Beliau berharap agar seluruh guru di SMAN 1 Tegalwaru mampu mengimplementasikan kurikulum ini dengan baik demi terciptanya pembelajaran yang lebih bermakna dan efektif.
Sesi selanjutnya diisi oleh Bapak Dr. Deni Hadiana, M.Si, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam presentasinya yang berjudul “Pembelajaran Abad 21: Meningkatkan Literasi Membaca, Matematika, dan Sains”, beliau membahas tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh dunia pendidikan di era digital ini.
Bapak Deni menyampaikan bahwa pembelajaran abad ke-21 menuntut guru untuk tidak hanya mengajarkan konten, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Beliau juga menegaskan bahwa “hakikatnya semua guru adalah penggerak perubahan” dan pentingnya mengenali kemampuan siswa serta kebutuhan zaman. Dalam era teknologi yang semakin maju, Bapak Deni mengingatkan bahwa ada hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, seperti pendidikan akhlak dan karakter. “Kita harus mengajarkan nilai-nilai yang tidak bisa diajarkan oleh teknologi, seperti etika, akhlak, dan empati,” ujarnya.
Materi terakhir disampaikan oleh Ibu Dr. Eneng Rahmi, M.Si, yang membawakan topik “Membangun Budaya Peduli Lingkungan”. Dalam sesi ini, beliau memaparkan berbagai langkah yang bisa diambil oleh warga sekolah untuk mendukung program Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan (GPBL). Tujuan utama dari gerakan ini adalah menciptakan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup di kalangan siswa dan seluruh warga sekolah.


Ibu Eneng menjelaskan beberapa program yang dapat diterapkan di sekolah, seperti pembuatan kompos dari sampah organik dan penggunaan magot sebagai salah satu metode pengolahan limbah. Beliau bahkan memperlihatkan magot yang dimilikinya sebagai contoh praktik nyata pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. “Lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab kita semua, dan sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan budaya peduli lingkungan kepada siswa,” kata beliau.
Dengan terlaksananya IHT ini, diharapkan para guru SMAN 1 Tegalwaru dapat lebih siap menghadapi tantangan pembelajaran di era Kurikulum Merdeka dan dapat menyiapkan generasi emas Indonesia yang berakhlak mulia, kompetitif, dan peduli lingkungan.
Dengan selesainya materi ketiga yang dibawakan oleh Ibu Dr. Eneng Rahmi, M.Si tentang “Membangun Budaya Peduli Lingkungan”, rangkaian kegiatan In House Training (IHT) hari kedua di SMAN 1 Tegalwaru resmi berakhir. Materi yang disampaikan selama dua hari ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan menjadi inspirasi bagi para guru dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia.
Acara IHT ini secara resmi ditutup dengan refleksi dari para peserta dan narasumber. Dalam sesi penutup, disampaikan harapan agar seluruh tenaga pendidik di SMAN 1 Tegalwaru mampu mengimplementasikan ilmu yang telah didapat, baik dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran di era Kurikulum Merdeka maupun dalam membangun budaya peduli lingkungan di sekolah.
Penutupan ini menandai berakhirnya rangkaian IHT selama dua hari, yang diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan positif dalam proses belajar mengajar di SMAN 1 Tegalwaru, dengan visi mencetak generasi yang berakhlak mulia, kompetitif, dan peduli lingkungan.